Rabu, 16 Oktober 2019

PEMANIS

PEMANIS


Image result for zat pemanis


Pengertian Pemanis
Pemanis adalah senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nomor 235, pemanis termasuk ke dalam bahan tambahan kimia selain antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna dan lain-lain. Pemanis alternatif umum digunakan sebagai pengganti gula jenis sukrosa, glukosa dan fruktosa. Ketiga jenis gula tersebut merupakan pemanis utama yang sering digunakan dalam berbagai industri.

 Pemanis Alami
Pemanis alami merupakan bahan pemberi rasa manis yang diperoleh dari bahan-bahan nabati maupun hewani. Contoh pemanis alami :
1.        Madu
Madu merupakan larutan yang mengandung 80% gula dan mempunyai kandungan fruktosa, yaitu suatu monosakarida yang banyak terdapat dalam buah sehingga sering juga disebut sebagai gula buah. Madu mengandung fruktosa sekitar 41 %, 35% glukosa, dan 1,9 % sukrosa. Fruktosa adalah gula paling manis, mempunyai tingkat kemanisan 1,7 kali dibanding gula sukrosa yang banyak terdapat dalam gula pasir. Meskipun termasuk karbohidrat simpleks (sederhana), fruktosa mempunyai indeks glisemik rendah -sekitar 20- sehingga tidak cepat  menaikkan kadar gula dalam tubuh. Madu juga diketahui mengandung 80% karbohidrat, 0,5 % protein, asam amino, vitamin, dan mineral. Dalam satu sendok makan madu terkandung sekitar 60 – 70 kalori. Kalorinya kecil, tapi kaya nutrisi.
2.        Gula aren
Gula aren sama dengan gula pasir, mempunyai kandungan karbohidrat yang disebut sukrosa yaitu suatu disakarida yang dalam pencernaan akan diubah atau dipecah menjadi glukosa dan fruktosa. Dibandingkan dengan gula pasir, gula aren mempunyai kandungan kalsium, fosfor, dan zat besi yang lebih tinggi. Gula aren mempunyai cita-rasa dan aroma khas yang tidak terdapat dalam gula pasir sehingga lebih disukai untuk membuat minuman dan makanan. Dan indeks glikemik gula aren sekitar 35.
3.        Stevia
Stevia berasal dari tumbuhan perdu, mempunyai rasa manis yang unik dan khas – tidak meninggalkan rasa pahit setelah dikonsumsi. Daun stevia mengandung 3 glikosida yaitu steviosida, rebaudisida, dan dulkosida yang mempunyai ikatan dengan karbohidrat seperti dengan glukosa, fruktosa, silosa, arabinosa. Stevia juga mengandung mineral, beberapa vitamin dan sedikit protein. Tubuh Anda tidak dapat mencerna daun stevia maka tidak terjadi penyerapan karbohidrat. Sehingga, tidak ada kalori yang dihasilkan dan indeks glisemiknya rendah.Tingkat kemanisannya bisa 30–300 kali dibanding gula pasir. Rahasia kemanisannya terletak pada bahan kimia alaminya yang bernama steviosida. Stevia aman dikonsumsi, juga oleh penderita diabetes, tekanan darah tinggi, atau kelebihan berat badan. Hebatnya, stevia juga memiliki sifat antibiotik ringan seperti mampu menghambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan gangguan gigi dan penyakit gusi.
4.        Gula kelapa
Sama dengan gula pasir, gula kelapa mengandung disakarida sukrosa atau sakarosa. “Dan serupa dengan gula aren, gula kelapa mempunyai kandungan kalsium, fosfor, dan zat besi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan gula pasir.
5.        Gula jagung
Gula jagung adalah gula yang diperoleh dari jagung, mempunyai kandungan monosakarida berupa glukosa. Daya kemanisannya lebih rendah daripada gula pasir maupun gula merah.

   Perbedaan Pemanis Alami dan Pemanis Buatan
Orang memilih jenis pemanis untuk makanan yang dikonsumsinya tentu dengan alasan masing-masing. Pemanis alami tentu lebih aman, tetapi harganya lebih mahal. Pemanis buatan lebih murah, tetapi aturan pemakaiannya sangat ketat karena bisa menyebabkan efek negatif yang cukup berbahaya. Pada kadar yang rendah atau tertentu, pemanis buatan masih diijinkan untuk digunakan sebagai bahan tambahan makanan, tetapi pada kadar yang tinggi bahan ini akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Tabel berikut memperlihatkan perbedaan pemanis alami dan buatan.
Tabel Perbedaan pemanis alami dan buatan 
Pemanis Alami
Pemanis Buatan
Pada suhu tinggi bisa terurai.
Cukup stabil bila dipanaskan.
Memiliki kalori tinggi.
Memiliki kalori rendah.
Berasa manis normal.
Berasa manis sampai puluhan bahkan ratusan kali rasa manis gula.
Harganya cenderung lebih tinggi.
Harganya sangat terjangkau.
Lebih aman dikonsumsi
Sebagian dapat berpotensi karsinogen (penyebab kanker).

      Fungsi Penambahan Pemanis pada Makanan
Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet dan untuk memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh. (Rismana, 2002).

     Ciri-ciri Makanan yang Mengandung Pemanis Buatan
Pemanis buatan memiliki aftertaste yang khas antara lain :
1.      Memiliki rasa yang manis pekat
Pemanis buatan memiliki rasa manis yang sangat pekat dan bahkan tak jarang apabila setelah mengkonsumsi nya akan menimbulkan rasa eneg.
2.      Ada rasa pahit yang tertinggal
Pemanis yang terkandung dalam makanan atau minuman akan meninggalkan sisa rasa pahit dalam mulut.hal ini disebabkan adanya kandungan bahan kimia sebagai bahan baku pemanis buatan bahan tersebut.
3.      Membuat tenggorokan menjadi kering
Salah satu ciri yang membuat kita menangkap basah adanya pemanis buatan adalah tenggorokan terasa kering setelah menyantap nya, otomatis rasa haus yang amat sangat pun datang. Jika tidak segera minum air putih, biasanya akan timbul serangan batuk atau gatal pada tenggorokan.

      Dampak Positif dan Negatif dari Penggunaan bahan Pemanis
1.      Dampak positif penggunaan bahan pemanis :
·           Pemanis dapat di gunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman.
·           Pemanis dapat meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat – sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat – sifat kimia.
·           Merupakan salah satu sumber kalori bagi tubuh.
·           Pemanis buatan dapat membantu dalam manajemen mengatasi kelebihan berat badan, control glikosa darah dan kesehatan gigi.
2.      Dampak negatif  penggunaan bahan pemanis :
·           Pemanis sintetis dipasarkan sebagai satu produk diet, tapi ini sama sekali bukanlah produk untuk diet. Kenyataannya, ini dapat menyebabkan berat tubuh bertambah karena dapat membuat kecanduan karbohidrat.Membuat berat tubuh Anda bertambah hanyalah sebuah hal kecil yang dapat dilakukan oleh pemanis sintetis
·           Pemanis sintetis adalah bahan kimia beracun yang dapat merubah kimiawi pada otak dan sungguh mematikan bagi orang yang menderita parkinson.
·           Bagi penderita diabetes, hati-hatilah bila mengkonsumsi untuk jangka waktu lama atas produk yang mengandung pemanis dengan kadar gula tinggi karena dapat menyebabkan koma, bahkan meninggal.

Macam-macam Bahan Pemanis Alami dan Buatan pada Makanan
Gambar: Contoh Bahan Pemanis Buatan

Macam-macam Bahan Pemanis Buatan

Beberapa contoh pemanis buatan, yaitu sakarin, siklamat, sorbitol, kalium acesulfam, dan bahan pemanis lainnya, seperti aspartam, dihidrokalkon dan flavonoid neohesperidin.

a. Sakarin

Sakarin (gula biang) mempunyai tingkat kemanisan 400 kali kemanisan gula asli. Pemanis ini digunakan pada makanan berkalori rendah. Misalnya, pada permen dengan ambang batas 100 mg/kg, es krim dengan ambang batas 200 mg/kg, dan makanan ringan dengan ambang batas 300 mg/kg. Sakarin tidak banyak menghasilkan kalori. Jika penggunaannya berlebihan akan berbahaya dan rasanya menjadi pahit getir.

b. Siklamat

Pemanis ini mempunyai tingkat kemanisan 30 kali pemanis alami dengan kandungan kalori rendah. Biasanya, digunakan pada permen (1 g/kg), minuman ringan (3 g/kg), dan yogurt (3 g/kg). Metabolisme siklamat dalam tubuh dapat menghasilkan senyawa siklamin yang bersifat karsinogenik. Senyawa ini dapat menimbulkan kanker.

c. Sorbitol

Sorbitol digunakan untuk pemanis kismis (5 g/kg), selai atau jeli (300 g/kg), dan makanan lain (120 g/kg).

d. Kalium acesulfam

Kalium acesulfam adalah pemanis dengan tingkat kemanisan 200 kali gula asli dan cukup aman untuk dikonsumsi manusia.

e. Bahan pemanis lainnya

Pemanis lainnya, seperti aspartam, dihidrokalkon, dan flavonoid neohesperidin dapat digunakan sebagai pengganti gula asli asal penggunaannya tidak berlebihan.
Jadi, biar bagaimana pun, gula alami lebih baik daripada gula sintetis karena lebih aman untuk kesehatan. Pemakaian gula asli secara berlebihan juga tidak baik karena dapat menambah kegemukan (obesitas).


0 komentar:

Posting Komentar

HIPERTENSI DAN HIPOTENSI

Tekanan darah yang normal sangat penting bagi kesehatan tubuh. Tanpa tekanan, darah dalam tubuh tidak akan mengalir, lalu tidak a...